Oleh Praktisi Pendidikan
: BASTONI, S.Pd.
Rasa khawatir terbersit dibenak melihat generasi muda masa kini yang sudah berpola pikir serba instan, bergaya hidup melenceng dari nilai-nilai luhur empat pilar kebangsaan
yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Tidak sedikit anak-anak bangsa yang
tidak hapal Pancasila, lagu kebangsaan “Indonesia Raya” apalagi memahami, menghayati
dan mengamalkan butir-butir Pancasila (36 butir).
Kita baru saja memperingati Hari Sumpah Pemuda tiap tanggal 28 Oktober dan sekaligus merupakan momentum Bulan Bahasa bagi segenap bangsa Indonesia. Dan sebentar lagi kita akan memperingati Hari Pahlawan yang jatuh tiap tanggal 10 Nopember tetapi patut disayangkan masih ada diantara kita yang tidak hormat kepada para pahlawan pejuang kemerdekaan akan jasanya yang telah mengorbankan jiwaraga sampai titik darah penghabisan demi tercapainya kemerdekaan bangsa dengan tanpa pamrih.
Generasi muda saat ini terkontaminasi oleh falsafah gaul, ideologi
kekinian yang kapitalistik yang lupa akan nilai-nilai sejarah masa lampau yang
penuh dengan patriotik. Sejak reformasi berjalan “kebebasan” disalahartikan seakan-akan
semua kalangan berhak berbuat apa pun, semau gue (absolut) tanpa ada batasan.
Hal-hal yang bersifat penyimpangan ini semuanya dapat diatasi
atau dicari solusinya untuk menyelamatkan generasi muda dari kehancuran moralitas
dan upaya menyelamatkan bangsa dari dampak negatif pengaruh roda kehidupan pada
era globalisasi dan modernisasi zaman. Generasi muda perjuangan bangsa ke depan yang berpotensi untuk meraih cita-cita dan meluruskan arah pembangunan bangsa Indonesia mencapai rakyat adil makmur dan sejahtera.
Oleh karena itu sangatlah tepat bahwa kegiatan
Pramuka sebagai media penanaman empat pilar kebangsaan yang merupakan karakteristik
bangsa Indonesia sejati agar bangsa Indonesia tetap kokoh dan lestari menjadi bangsa
yang mandiri sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar